Demensia Non-Degeneratif : Dari Susunan Saraf Pusat hingga Penyakit Sistemik (preorder)
Author : Abdul Gofir, dkk.
Publisher : UNS Press
Harga : Rp 0
ISBN : -
Bulan / Tahun Terbit : Oktober / 2025
Jumlah Halaman : 308 halaman
Panjang x Lebar Buku : 16 x 25 cm
Kertas : HVS (70 gsm)
Judul Buku : Demensia Non-Degeneratif : Dari Susunan Saraf Pusat hingga Penyakit Sistemik (preorder)
Author : Abdul Gofir, dkk.
Publisher : UNS Press
Harga : Rp 0
ISBN : -
Bulan / Tahun Terbit : Oktober / 2025
Jumlah Halaman : 308 halaman
Panjang x Lebar Buku : 16 x 25 cm
Kertas : HVS (70 gsm)
Sinopsis :
BBuku "Demensia Non-degeneratif: Dari Susunan Saraf Pusat hingga Penyakit Sistemik," yang disusun oleh Pokja Neurobehavior Perhimpunan Dokter Spesialis Neurologi Indonesia, adalah panduan komprehensif yang bertujuan mengisi kekosongan literatur mengenai demensia yang tidak disebabkan oleh proses degeneratif primer. Demensia non-degeneratif mencakup spektrum kondisi yang luas, yang seringkali bersifat reversibel atau dapat dimodifikasi jika penyebabnya diidentifikasi dan ditangani dengan tepat. Buku ini menyoroti pentingnya diagnosis dini dan penatalaksanaan yang efektif untuk meningkatkan kualitas hidup pasien. Buku ini menguraikan berbagai etiologi demensia non-degeneratif, yang dikelompokkan berdasarkan asal-usulnya: • Demensia Terkait Penyakit Infeksi: Pembahasan dimulai dengan infeksi pada susunan saraf pusat (SSP) yang disebabkan oleh bakteri seperti Treponema pallidum (neurosifilis), Borrelia sp. (borreliosis atau penyakit Lyme), dan Mycobacterium tuberculosis (TBC SSP). Selain itu, infeksi virus seperti Human Immunodeficiency Virus (HIV), Herpes Simplex Virus (HSV), dan dampak neurologis dari COVID-19 juga dibahas. Mekanisme patogenesis meliputi neuroinflamasi, disfungsi sawar darah otak, dan neurotoksisitas langsung atau tidak langsung yang merusak neuron. Pentingnya deteksi dan pengobatan dini ditekankan karena banyak kasus infeksi demensia dapat ditangani. • Demensia Terkait Tumor Otak: Buku ini menjelaskan bagaimana tumor otak, baik primer maupun sekunder (metastasis), dapat menyebabkan demensia. Mekanismenya meliputi efek massa langsung pada struktur otak vital, peningkatan tekanan intrakranial, edema serebral, serta sindrom paraneoplastik yang memicu respons autoimun terhadap antigen tumor yang menyerupai neuron. Klasifikasi tumor otak primer juga disajikan berdasarkan sistem WHO CNS terbaru yang mencakup profil molekuler. • Demensia Terkait Gangguan Metabolik: Pembahasan ini mencakup demensia yang diakibatkan oleh disregulasi makronutrien dan elektrolit, seperti hipo- atau hiperglikemia (diabetes melitus), gangguan tiroid, hiponatremia, dan defisiensi vitamin (tiamin/B1, kobalamin/B12, folat/B9, niasin/B3). Mekanisme kerusakan saraf melibatkan neuroinflamasi, stres oksidatif, dan glikasi. Banyak kondisi ini berpotensi reversibel jika didiagnosis dan diobati secara dini. • Demensia Terkait Gangguan Imunologi: Bagian ini mengulas demensia yang disebabkan oleh penyakit autoimun dan inflamasi sistemik, seperti vaskulitis serebral, Lupus Eritematosus Sistemik (LES), dan Sindrom Sjögren. Buku ini menekankan interaksi kompleks antara sistem imun dan otak, di mana aktivasi mikroglia dan pelepasan sitokin proinflamasi dapat menyebabkan neuroinflamasi kronis dan kerusakan jaringan otak. Sindrom paraneoplastik juga dibahas sebagai respons imunologis terhadap tumor yang menyerang sistem saraf. • Demensia Terkait Cedera Otak Traumatik (COT): COT dapat menyebabkan demensia melalui inflamasi kortikal kronis dan disfungsi neuronal yang dimediasi oleh mikroglia. • Demensia Terkait Penyakit Serebrovaskular: Ini adalah penyebab demensia terbanyak kedua setelah Alzheimer. Meliputi kondisi seperti stroke iskemik dan hemoragik, serangan iskemik transien (TIA), dan small vessel disease (SVD). Buku ini juga membahas konsep "demensia campuran" (mixed dementia), di mana demensia vaskular sering tumpang tindih dengan patologi penyakit Alzheimer, saling memperburuk penurunan kognitif. Diagnosis demensia non-degeneratif memerlukan pendekatan yang menyeluruh, mencakup pemeriksaan neurologis, analisis cairan serebrospinal (CSF), tes serologis, pencitraan otak (MRI, CT scan), serta penilaian kognitif dan neuropsikologis terstandarisasi (misalnya, MMSE, MoCA). Penatalaksanaan berfokus pada pengobatan penyebab yang mendasari, seperti terapi antibiotik untuk infeksi (misalnya, penisilin G untuk neurosifilis, ceftriaxone untuk borreliosis), koreksi gangguan metabolik, atau imunosupresif untuk kondisi autoimun. Terapi simtomatik juga digunakan untuk mengelola gejala kognitif dan psikiatrik. Secara keseluruhan, buku ini merupakan referensi penting bagi para profesional medis untuk lebih memahami, mendiagnosis, dan mengelola demensia non-degeneratif, yang pada akhirnya bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup pasien di Indonesia.
Author : Abdul Gofir, dkk.
Publisher : UNS Press
Harga : Rp 0
ISBN : -
Bulan / Tahun Terbit : Oktober / 2025
Jumlah Halaman : 308 halaman
Panjang x Lebar Buku : 16 x 25 cm
Kertas : HVS (70 gsm)
Sinopsis :
BBuku "Demensia Non-degeneratif: Dari Susunan Saraf Pusat hingga Penyakit Sistemik," yang disusun oleh Pokja Neurobehavior Perhimpunan Dokter Spesialis Neurologi Indonesia, adalah panduan komprehensif yang bertujuan mengisi kekosongan literatur mengenai demensia yang tidak disebabkan oleh proses degeneratif primer. Demensia non-degeneratif mencakup spektrum kondisi yang luas, yang seringkali bersifat reversibel atau dapat dimodifikasi jika penyebabnya diidentifikasi dan ditangani dengan tepat. Buku ini menyoroti pentingnya diagnosis dini dan penatalaksanaan yang efektif untuk meningkatkan kualitas hidup pasien. Buku ini menguraikan berbagai etiologi demensia non-degeneratif, yang dikelompokkan berdasarkan asal-usulnya: • Demensia Terkait Penyakit Infeksi: Pembahasan dimulai dengan infeksi pada susunan saraf pusat (SSP) yang disebabkan oleh bakteri seperti Treponema pallidum (neurosifilis), Borrelia sp. (borreliosis atau penyakit Lyme), dan Mycobacterium tuberculosis (TBC SSP). Selain itu, infeksi virus seperti Human Immunodeficiency Virus (HIV), Herpes Simplex Virus (HSV), dan dampak neurologis dari COVID-19 juga dibahas. Mekanisme patogenesis meliputi neuroinflamasi, disfungsi sawar darah otak, dan neurotoksisitas langsung atau tidak langsung yang merusak neuron. Pentingnya deteksi dan pengobatan dini ditekankan karena banyak kasus infeksi demensia dapat ditangani. • Demensia Terkait Tumor Otak: Buku ini menjelaskan bagaimana tumor otak, baik primer maupun sekunder (metastasis), dapat menyebabkan demensia. Mekanismenya meliputi efek massa langsung pada struktur otak vital, peningkatan tekanan intrakranial, edema serebral, serta sindrom paraneoplastik yang memicu respons autoimun terhadap antigen tumor yang menyerupai neuron. Klasifikasi tumor otak primer juga disajikan berdasarkan sistem WHO CNS terbaru yang mencakup profil molekuler. • Demensia Terkait Gangguan Metabolik: Pembahasan ini mencakup demensia yang diakibatkan oleh disregulasi makronutrien dan elektrolit, seperti hipo- atau hiperglikemia (diabetes melitus), gangguan tiroid, hiponatremia, dan defisiensi vitamin (tiamin/B1, kobalamin/B12, folat/B9, niasin/B3). Mekanisme kerusakan saraf melibatkan neuroinflamasi, stres oksidatif, dan glikasi. Banyak kondisi ini berpotensi reversibel jika didiagnosis dan diobati secara dini. • Demensia Terkait Gangguan Imunologi: Bagian ini mengulas demensia yang disebabkan oleh penyakit autoimun dan inflamasi sistemik, seperti vaskulitis serebral, Lupus Eritematosus Sistemik (LES), dan Sindrom Sjögren. Buku ini menekankan interaksi kompleks antara sistem imun dan otak, di mana aktivasi mikroglia dan pelepasan sitokin proinflamasi dapat menyebabkan neuroinflamasi kronis dan kerusakan jaringan otak. Sindrom paraneoplastik juga dibahas sebagai respons imunologis terhadap tumor yang menyerang sistem saraf. • Demensia Terkait Cedera Otak Traumatik (COT): COT dapat menyebabkan demensia melalui inflamasi kortikal kronis dan disfungsi neuronal yang dimediasi oleh mikroglia. • Demensia Terkait Penyakit Serebrovaskular: Ini adalah penyebab demensia terbanyak kedua setelah Alzheimer. Meliputi kondisi seperti stroke iskemik dan hemoragik, serangan iskemik transien (TIA), dan small vessel disease (SVD). Buku ini juga membahas konsep "demensia campuran" (mixed dementia), di mana demensia vaskular sering tumpang tindih dengan patologi penyakit Alzheimer, saling memperburuk penurunan kognitif. Diagnosis demensia non-degeneratif memerlukan pendekatan yang menyeluruh, mencakup pemeriksaan neurologis, analisis cairan serebrospinal (CSF), tes serologis, pencitraan otak (MRI, CT scan), serta penilaian kognitif dan neuropsikologis terstandarisasi (misalnya, MMSE, MoCA). Penatalaksanaan berfokus pada pengobatan penyebab yang mendasari, seperti terapi antibiotik untuk infeksi (misalnya, penisilin G untuk neurosifilis, ceftriaxone untuk borreliosis), koreksi gangguan metabolik, atau imunosupresif untuk kondisi autoimun. Terapi simtomatik juga digunakan untuk mengelola gejala kognitif dan psikiatrik. Secara keseluruhan, buku ini merupakan referensi penting bagi para profesional medis untuk lebih memahami, mendiagnosis, dan mengelola demensia non-degeneratif, yang pada akhirnya bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup pasien di Indonesia.