Dari Kesultanan Menjadi Daerah Istimewa: Sejarah Pemerintahan di Jogjakarta (preorder)
Author : Susanto, Suhartono, Hanif Nurcholis, Waskito Widi Wardojo, Any Andjarwati, Ahmad Maryudi, Harto Juwono, Yety Rochwulaningsih, Al Makin, M. Yaser Arafat, & Nicolaas van Horn
Publisher : UNS Press
Harga : Rp 0
ISBN : -
Bulan / Tahun Terbit : Juli / 2025
Jumlah Halaman : 427 halaman
Panjang x Lebar Buku : 16 x 25 cm
Kertas : HVS (70 gsm)

Gambar Produk Gambar Produk
Judul Buku : Dari Kesultanan Menjadi Daerah Istimewa: Sejarah Pemerintahan di Jogjakarta (preorder)
Author : Susanto, Suhartono, Hanif Nurcholis, Waskito Widi Wardojo, Any Andjarwati, Ahmad Maryudi, Harto Juwono, Yety Rochwulaningsih, Al Makin, M. Yaser Arafat, & Nicolaas van Horn
Publisher : UNS Press
Harga : Rp 0
ISBN : -
Bulan / Tahun Terbit : Juli / 2025
Jumlah Halaman : 427 halaman
Panjang x Lebar Buku : 16 x 25 cm
Kertas : HVS (70 gsm)
Sinopsis :
Yogyakarta menjadi satu-satunya daerah istimewa di Indonesia yang memiliki keunikan dalam status dan perkembangannya. Dibandingkan semua daerah istimewa lain di Indonesia, keunikan Yogyakarta terletak pada perkembangan masa lalu. Dari ibukota kerajaan yang disebut sebagai zelfbestuur, Yogyakarta menjadi pusat pemerintahan Republik Indonesia selama periode 1946-1950 dan sekaligus sebagai simbol perjuangan melawan upaya kekuatan kolonial untuk memulihkan dominasinya di Indonesia. Keistimewaan ini dicapai dalam konteks perjuangan kemerdekaan dan dalam pembentukan struktur pemerintahan yang khas bagi wilayah itu, yaitu perpaduan dua kekuatan politik tradisional Jawa sebagai bagian dari pendukung utama revolusi nasional Indonesia. Sebagai bentuk penghargaan sekaligus status struktural bagi keduanya, pemerintah pusat memberikan keistimewaan yang menyatukan dua penguasa Jawa dan wewengkonnya sebagai bagian integral dari Republik Indonesia pada tanggal 18 Mei 1946. Dari situ anakronisme historis muncul dengan menganggap bahwa status swapraja dan eks-swapraja melekat pada Kesultanan Yogyakarta dan Kadipaten Pakualaman, dengan tidak memperhatikan pengakuan resmi dari pemerintah RI pada status keistimewaan keduanya. Oleh karenanya karya ini berusaha untuk menangkis anakronisme tersebut melalui kajian terhadap status keistimewaan di Yogyakarta dari berbagai disiplin ilmu, dengan harapan keistimewaan ini bisa dibuktikan dan diberikan penjelasan selengkap mungkin untuk membedakannya dari status swapraja dan eks-swapraja.