Pidato Pengukuhan Prof. Dr.Agr.Sc. Ernoiz Antriyandarti, S.P., M.P., M.Ec.
Judul Buku : Pidato Pengukuhan Prof. Dr.Agr.Sc. Ernoiz Antriyandarti, S.P., M.P., M.Ec., "TRANSFORMASI PEMBANGUNAN PERTANIAN MENUJU KETAHANAN PANGAN BERKELANJUTAN" (preorder)
Author : Prof. Dr.Agr.Sc. Ernoiz Antriyandarti, S.P., M.P., M.Ec.
Publisher : UNS Press
Bulan / Tahun Terbit : Agustus / 2025
Panjang x Lebar Buku : 14,8 x 21 cm
Kertas : Digital (PDF)
ABSTRACT SINGKAT :
Ketahanan pangan saat ini menghadapi tantangan yang semakin kompleks, mulai dari krisis regenerasi petani, degradasi lahan, perubahan iklim, alih fungsi lahan pertanian, ketidakpastian perekonomian global hingga eskalasi ketegangan geopolitik. Di tengah dinamika ini, pembangunan pertanian tidak lagi dapat dilakukan secara konvensional. Diperlukan transformasi yang mendasar, yang tidak hanya berorientasi pada peningkatan produksi, tetapi juga keberlanjutan ekologi, sosial, dan ekonomi. Transformasi pembangunan pertanian berkaitan dengan paradigma baru pembangunan pertanian. Selama beberapa dekade, pembangunan pertanian di Indonesia berfokus pada pendekatan produktivitas. Pendekatan ini menghasilkan surplus sesaat, namun juga menyisakan kerentanan jangka panjang, seperti ketergantungan pada input eksternal, rusaknya kesuburan tanah, serta hilangnya kearifan lokal petani. Transformasi pembangunan pertanian harus meninggalkan cara-cara lama yang eksploitatif, menuju pertanian berkelanjutan yang berbasis pada efisiensi sumber daya, inovasi teknologi, diversifikasi komoditas, dan partisipasi masyarakat. Oleh karena itu, transformasi dimulai dari pergeseran paradigma. Bila sebelumnya berorientasi “bagaimana meningkatkan hasil”, maka hari ini harus berorientasi bagaimana meningkatkan keberlanjutan, nilai tambah, dan kesejahteraan petani. Transformasi ini mencakup aspek berikut ini: 1. Penerapan diversifikasi pertanian, sehingga pangan lokal tidak hanya bertahan, tapi berkembang. 2. Perubahan dari input tinggi ke efisiensi sumber daya, termasuk pemanfaatan limbah pertanian sebagai pupuk dan pakan. 3. Peningkatan partisipasi petani dengan memberdayakan petani sebagai pelaku utama Salah satu konsep yang perlu didorong adalah penerapan ekonomi sirkular dalam sistem pertanian, atau yang lebih dikenal dengan Pertanian Sirkular. Transformasi pembangunan pertanian ini akan bermuara pada terwujudnya ketahanan pangan yang berkelanjutan, yang bertumpu pada kemandirian produksi pangan, diversifikasi dan interkoneksi sumber pangan, inovasi teknologi dan ekonomi sirkular, pertanian regeneratif, pemanfaatan teknologi tepat guna, penguatan kelembagaan petani, keadilan sosial dan tata kelola, penguatan resiliensi sistem sosial-ekologis untuk ketahanan pangan, reformasi kebijakan dan insentif, pengembangan likuidasi lahan serta peningkatan daya saing komoditas pangan. Inovasi kecil dalam pertanian seperti penggunaan pupuk organik cair, pertanian terpadu, atau pendampingan kewirausahaan untuk petani, dapat mengubah kinerja sektor pertanian. Oleh karena itu untuk mendukung transformasi pembangunan pertanian, diperlukan berbagai upaya seperti 1) mengembangkan riset-riset aplikatif berbasis permasalahan empiris, 2) membangun pusat-pusat inovasi desa, 3) menerapkan instrumen kebijakan yang adil, mudah dan progresif, 4) memperkecil income gap antara sektor pertanian dan non-pertanian, 5) membentuk generasi muda yang bangga bertani dan bangga membangun negeri, 6) meningkatkan likuidasi lahan, dan 7) memperkuat preferensi konsumen terhadap komoditas pangan yang diproduksi oleh petani Indonesia, seperti beras dan kedelai lokal.
Author : Prof. Dr.Agr.Sc. Ernoiz Antriyandarti, S.P., M.P., M.Ec.
Publisher : UNS Press
Bulan / Tahun Terbit : Agustus / 2025
Panjang x Lebar Buku : 14,8 x 21 cm
Kertas : Digital (PDF)
ABSTRACT SINGKAT :
Ketahanan pangan saat ini menghadapi tantangan yang semakin kompleks, mulai dari krisis regenerasi petani, degradasi lahan, perubahan iklim, alih fungsi lahan pertanian, ketidakpastian perekonomian global hingga eskalasi ketegangan geopolitik. Di tengah dinamika ini, pembangunan pertanian tidak lagi dapat dilakukan secara konvensional. Diperlukan transformasi yang mendasar, yang tidak hanya berorientasi pada peningkatan produksi, tetapi juga keberlanjutan ekologi, sosial, dan ekonomi. Transformasi pembangunan pertanian berkaitan dengan paradigma baru pembangunan pertanian. Selama beberapa dekade, pembangunan pertanian di Indonesia berfokus pada pendekatan produktivitas. Pendekatan ini menghasilkan surplus sesaat, namun juga menyisakan kerentanan jangka panjang, seperti ketergantungan pada input eksternal, rusaknya kesuburan tanah, serta hilangnya kearifan lokal petani. Transformasi pembangunan pertanian harus meninggalkan cara-cara lama yang eksploitatif, menuju pertanian berkelanjutan yang berbasis pada efisiensi sumber daya, inovasi teknologi, diversifikasi komoditas, dan partisipasi masyarakat. Oleh karena itu, transformasi dimulai dari pergeseran paradigma. Bila sebelumnya berorientasi “bagaimana meningkatkan hasil”, maka hari ini harus berorientasi bagaimana meningkatkan keberlanjutan, nilai tambah, dan kesejahteraan petani. Transformasi ini mencakup aspek berikut ini: 1. Penerapan diversifikasi pertanian, sehingga pangan lokal tidak hanya bertahan, tapi berkembang. 2. Perubahan dari input tinggi ke efisiensi sumber daya, termasuk pemanfaatan limbah pertanian sebagai pupuk dan pakan. 3. Peningkatan partisipasi petani dengan memberdayakan petani sebagai pelaku utama Salah satu konsep yang perlu didorong adalah penerapan ekonomi sirkular dalam sistem pertanian, atau yang lebih dikenal dengan Pertanian Sirkular. Transformasi pembangunan pertanian ini akan bermuara pada terwujudnya ketahanan pangan yang berkelanjutan, yang bertumpu pada kemandirian produksi pangan, diversifikasi dan interkoneksi sumber pangan, inovasi teknologi dan ekonomi sirkular, pertanian regeneratif, pemanfaatan teknologi tepat guna, penguatan kelembagaan petani, keadilan sosial dan tata kelola, penguatan resiliensi sistem sosial-ekologis untuk ketahanan pangan, reformasi kebijakan dan insentif, pengembangan likuidasi lahan serta peningkatan daya saing komoditas pangan. Inovasi kecil dalam pertanian seperti penggunaan pupuk organik cair, pertanian terpadu, atau pendampingan kewirausahaan untuk petani, dapat mengubah kinerja sektor pertanian. Oleh karena itu untuk mendukung transformasi pembangunan pertanian, diperlukan berbagai upaya seperti 1) mengembangkan riset-riset aplikatif berbasis permasalahan empiris, 2) membangun pusat-pusat inovasi desa, 3) menerapkan instrumen kebijakan yang adil, mudah dan progresif, 4) memperkecil income gap antara sektor pertanian dan non-pertanian, 5) membentuk generasi muda yang bangga bertani dan bangga membangun negeri, 6) meningkatkan likuidasi lahan, dan 7) memperkuat preferensi konsumen terhadap komoditas pangan yang diproduksi oleh petani Indonesia, seperti beras dan kedelai lokal.