Prof. Dr. paed. Nurma Yunita Indriyanti, S.Pd., M.Si., M.Sc.
Judul Buku : Pidato Pengukuhan Prof.Dr.paed. Nurma Yunita Indriyanti, S.Pd., M.Si., M.Sc., "Pembelajaran Kimia Autentik dan Berkelanjutan: Optimasi Teknologi untuk Literasi Lingkungan" (preorder)
Author : Prof. Dr.paed. Nurma Yunita Indriyanti, S.Pd., M.Si., M.Sc.
Publisher : UNS Press
Bulan / Tahun Terbit : Agustus / 2025
Panjang x Lebar Buku : 14,8 x 21 cm
Kertas : Digital (PDF)
ABSTRACT SINGKAT :
Permasalahan lingkungan global seperti perubahan iklim, pandemi, ketimpangan distribusi sumber daya, pangan berkelanjutan dan layanan kesehatan berkualitas untuk semua, air bersih terus menjadi tantangan lintas generasi. Pencapaian Indonesia emas 2045 bergantung pada generasi saat ini: generasi digital. Pendidikan generasi digital akan menjadi titik penting dalam menentukan keberlanjutan. Generasi Z atau generasi digital, dengan karakteristik melek digital yang tinggi dan komitmen terhadap isu-isu sosial, menempati posisi sentral dalam upaya transisi menuju kehidupan yang berkelanjutan. Teknologi memainkan peran vital dalam membekali Gen Z dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk membuat keputusan yang tepat tentang dampak lingkungan mereka. Literasi lingkungan, sebagai konsep multiaspek, mencakup pemahaman individu tentang proses dan tantangan lingkungan, kesadaran akan isu-isu lingkungan, dan kemampuan untuk membuat keputusan yang tepat yang mempromosikan keberlanjutan. Dalam pembelajaran abad 21, salah satu dimensi untuk memberikan pembelajaran bermakna generasi abad 21 adalah autentik. Autentik adalah sejauh mana teknologi dalam aktivitas pembelajaran dapat melibatkan siswa untuk merepresentasikan pengalaman pribadi mereka terhadap fenomena dunia nyata yang terkait dengan materi pelajaran yang sedang dipelajari. Semakin banyak aktivitas tersebut memfasilitasi siswa untuk membuat hubungan antara pengalaman mereka sendiri dengan fenomena dunia nyata yang berhubungan dengan materi pelajaran, maka semakin tinggi level autentiknya. Mari kita melihat pembelajaran kimia abad 21. Kimia, sebagai ilmu sentral, memainkan peran penting dalam memahami proses lingkungan, dari interaksi molekuler yang mengatur perubahan iklim hingga pengembangan material dan sumber energi yang berkelanjutan. Dengan memanfaatkan kekuatan teknologi, pendidikan kimia telah ditransformasikan untuk memberikan pengalaman belajar yang imersif, interaktif, dan personal yang tidak hanya meningkatkan pemahaman tetapi juga menumbuhkan rasa kepedulian terhadap lingkungan. Pendekatan ini sangat penting mengingat tantangan lingkungan kompleks yang dihadapi masyarakat saat ini, yang membutuhkan warga negara yang melek sains dan mampu membuat keputusan yang tepat. Hal ini dapat mencakup perancangan simulasi interaktif yang memungkinkan siswa mengeksplorasi dampak berbagai polutan terhadap ekosistem, penggunaan kecerdasan buatan untuk memvisualisasikan proses molekuler terkait perubahan iklim, dan penerapan perangkat analisis data untuk menganalisis kumpulan data lingkungan. Hal ini membantu menjembatani kesenjangan antara konsep kimia abstrak dan isu lingkungan dunia nyata, serta mendorong pemahaman yang lebih mendalam tentang keterkaitan antara kimia dan keberlanjutan.
Author : Prof. Dr.paed. Nurma Yunita Indriyanti, S.Pd., M.Si., M.Sc.
Publisher : UNS Press
Bulan / Tahun Terbit : Agustus / 2025
Panjang x Lebar Buku : 14,8 x 21 cm
Kertas : Digital (PDF)
ABSTRACT SINGKAT :
Permasalahan lingkungan global seperti perubahan iklim, pandemi, ketimpangan distribusi sumber daya, pangan berkelanjutan dan layanan kesehatan berkualitas untuk semua, air bersih terus menjadi tantangan lintas generasi. Pencapaian Indonesia emas 2045 bergantung pada generasi saat ini: generasi digital. Pendidikan generasi digital akan menjadi titik penting dalam menentukan keberlanjutan. Generasi Z atau generasi digital, dengan karakteristik melek digital yang tinggi dan komitmen terhadap isu-isu sosial, menempati posisi sentral dalam upaya transisi menuju kehidupan yang berkelanjutan. Teknologi memainkan peran vital dalam membekali Gen Z dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk membuat keputusan yang tepat tentang dampak lingkungan mereka. Literasi lingkungan, sebagai konsep multiaspek, mencakup pemahaman individu tentang proses dan tantangan lingkungan, kesadaran akan isu-isu lingkungan, dan kemampuan untuk membuat keputusan yang tepat yang mempromosikan keberlanjutan. Dalam pembelajaran abad 21, salah satu dimensi untuk memberikan pembelajaran bermakna generasi abad 21 adalah autentik. Autentik adalah sejauh mana teknologi dalam aktivitas pembelajaran dapat melibatkan siswa untuk merepresentasikan pengalaman pribadi mereka terhadap fenomena dunia nyata yang terkait dengan materi pelajaran yang sedang dipelajari. Semakin banyak aktivitas tersebut memfasilitasi siswa untuk membuat hubungan antara pengalaman mereka sendiri dengan fenomena dunia nyata yang berhubungan dengan materi pelajaran, maka semakin tinggi level autentiknya. Mari kita melihat pembelajaran kimia abad 21. Kimia, sebagai ilmu sentral, memainkan peran penting dalam memahami proses lingkungan, dari interaksi molekuler yang mengatur perubahan iklim hingga pengembangan material dan sumber energi yang berkelanjutan. Dengan memanfaatkan kekuatan teknologi, pendidikan kimia telah ditransformasikan untuk memberikan pengalaman belajar yang imersif, interaktif, dan personal yang tidak hanya meningkatkan pemahaman tetapi juga menumbuhkan rasa kepedulian terhadap lingkungan. Pendekatan ini sangat penting mengingat tantangan lingkungan kompleks yang dihadapi masyarakat saat ini, yang membutuhkan warga negara yang melek sains dan mampu membuat keputusan yang tepat. Hal ini dapat mencakup perancangan simulasi interaktif yang memungkinkan siswa mengeksplorasi dampak berbagai polutan terhadap ekosistem, penggunaan kecerdasan buatan untuk memvisualisasikan proses molekuler terkait perubahan iklim, dan penerapan perangkat analisis data untuk menganalisis kumpulan data lingkungan. Hal ini membantu menjembatani kesenjangan antara konsep kimia abstrak dan isu lingkungan dunia nyata, serta mendorong pemahaman yang lebih mendalam tentang keterkaitan antara kimia dan keberlanjutan.