Model Socioscientific Problem Based Learning Berorientasi Pendekatan Ethnophysics (SPBL-E) Untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis dan Literasi Lingkungan (preorder)
Author : Bangun Sartono, Widha Sunarno, Baskoro Adi Pratitno, & Nurma Yunita Indriyanti.
Publisher : UNS Press
Harga : Rp 0
ISBN : -
Bulan / Tahun Terbit : Mei / 2025
Jumlah Halaman : 96 halaman
Panjang x Lebar Buku : 14,8 x 25 cm
Kertas : HVS (70 gsm)

Gambar Produk Gambar Produk
Judul Buku : Model Socioscientific Problem Based Learning Berorientasi Pendekatan Ethnophysics (SPBL-E) Untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis dan Literasi Lingkungan (preorder)
Author : Bangun Sartono
Publisher : UNS Press
Harga : Rp 0
ISBN : -
Bulan / Tahun Terbit : Mei / 2025
Jumlah Halaman : 96 halaman
Panjang x Lebar Buku : 14,8 x 25 cm
Kertas : HVS (70 gsm)
Sinopsis :
Buku Model Socioscientific Problem Based Learning berorientasi pendekatan Ethnophysics (SPBL-E) adalah buku yang berisi tentang pengembangan model Socioscientific Issues, Problem Based Learning, dan pendekatan Ethnophysics. Pengembangan model ini sebuah inovasi dalam pembelajaran sains yang mengintegrasikan isu-isu sosial-sains (SSI) dengan metode pembelajaran berbasis masalah (PBL) serta mengangkat kearifan lokal melalui pendekatan ethnophysics. Model ini menuntut siswa untuk mengidentifikasi dan mendeskripsikan masalah nyata yang relevan dengan kehidupan sehari-hari, dengan memperhatikan aspek sosial, ekonomi, dan ekologi di lingkungan mereka. Siswa diajak untuk mengumpulkan data, berdiskusi dalam kelompok, serta mengevaluasi berbagai solusi berdasarkan bukti dan dampak yang mungkin terjadi. Pendekatan ethnophysics dalam model ini menekankan pada pemanfaatan pengetahuan fisika yang berkembang dalam budaya lokal, sehingga siswa tidak hanya memahami konsep fisika secara universal, tetapi juga dalam konteks budaya dan lingkungan sekitar terutama Kabupaten Boyolali. Model pembelajaran ini diterapkan untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis, komunikasi, dan literasi sains siswa, sekaligus menumbuhkan kemandirian belajar, keterampilan kolaboratif, serta apresiasi terhadap kearifan lokal dalam memahami dan memecahkan masalah sains di masyarakat.